
Pernah dengar tentang format SVG?
Mungkin kamu pernah lihat format SVG di Canva atau Adobe Illustrator tapi masih belum tahu fungsinya.
Biar semakin paham, yuk kita bahas lebih dalam tentang format SVG!
Apa Itu Format SVG?
Format SVG (Scalable Vector Graphics) adalah jenis format gambar berbasis vektor yang bisa diperbesar tanpa kehilangan kualitas.
Berbeda dengan format JPG atau PNG yang berbasis piksel (istilah lainnya adalah raster), gambar SVG terdiri dari garis dan bentuk matematis, sehingga tetap tajam di berbagai ukuran.
Format gambar ini dikembangkan pada tahun 1990an oleh World Wide Web Consortium (W3C),tapi baru banyak digunakan sekitar tahun 2017 karena perkembangan internet browser modern. (Sumber)
Fungsi Format SVG
Format SVG bisa digunakan untuk berbagai kebutuhan, di antaranya:
- Desain logo dan ikon – Karena bisa diperbesar tanpa pecah, format SVG cocok untuk logo dan ikon.
- Grafik di website – Banyak website menggunakan format SVG untuk elemen visual seperti ilustrasi dan ikon.
- Animasi – Format SVG bisa digunakan untuk membuat animasi ringan di website.
- Elemen di Canva – Kamu bisa membuat elemen kamu sendiri dengan upload gambar berformat SVG di Canva.
Kelebihan Format SVG
Kenapa banyak orang memilih format SVG? Berikut beberapa kelebihannya:
- Bisa diperbesar tanpa kehilangan kualitas – Cocok untuk file logo dan ikon.
- Ukuran file kecil untuk elemen sederhana – Gambar berbasis vektor bisa lebih ringan dibandingkan file PNG atau JPG dengan resolusi tinggi.
- Bisa diedit langsung dengan kode – SVG bisa diubah dengan mudah menggunakan kode XML atau CSS.
- Mendukung animasi – SVG bisa digunakan untuk membuat animasi tanpa perlu format video atau GIF.
Kekurangan Format SVG
Walaupun punya banyak kelebihan, format SVG juga punya beberapa kekurangan:
- Kurang cocok untuk foto – Format ini tidak ideal untuk gambar berbasis piksel seperti foto.
- Tidak semua platform mendukung SVG sepenuhnya – Beberapa software atau aplikasi mungkin tidak kompatibel dengan format ini.
- Lebih rumit dibandingkan PNG atau JPG – Jika kamu belum terbiasa dengan desain berbasis vektor, mungkin butuh waktu untuk memahami cara kerja SVG.
Best Practice Menggunakan Format SVG
Agar kamu bisa memanfaatkan format SVG dengan maksimal, coba ikuti tips berikut:
- Gunakan untuk elemen yang skalabilitasnya penting – Jika gambar harus tetap tajam dalam berbagai ukuran, pilih SVG.
- Optimalkan kode SVG – Hapus kode yang tidak perlu agar file lebih ringan.
- Gunakan SVG untuk web – Jika kamu membuat website, gunakan SVG untuk ikon dan ilustrasi agar tampilan lebih tajam dan ringan.
Kesimpulan
Format SVG adalah pilihan yang tepat untuk desain vektor, logo, dan elemen web yang scalable.
Kelebihan SVG adalah file yang berukuran kecil dan berbasis vektor, sehingga bisa diperbesar sesuai kebutuhan kita tanpa harus takut “pecah”.
Kekurangan SVG adalah tidak semua software dan platform bisa menggunakan format ini. Selain itu untuk membuatnya cukup sulit karena tidak sefamiliar gambar berbasis raster.
Semoga artikel ini membantu kamu memahami lebih jauh tentang format SVG. Cek juga artikel tentang format gambar di Canva, sampai jumpa!