Halo, setelah sebelumnya kita membahas tentang salah satu strategi SEO yang menggunakan marketing funnel, kali ini kita akan membahasnya dengan lebih detail.
Funneling di dalam proses marketing konvensional dan digital marketing penting untuk dipahami karena dapat membantu kamu menyusun strategi sesuai tahapan dari customer.
Jadi, apa sebenarnya marketing funnel dan bagaimana cara mengukurnya? Mari kita bahas.
Pengertian Marketing Funnel
Marketing funnel atau “corong pemasaran” adalah sebuah konsep yang menggambarkan perjalanan pelanggan dari pertama kali mengenal brand kamu sampai akhirnya melakukan pembelian.
Bayangkan prosesnya seperti corong yang lebar di atas dan semakin menyempit ke bawah.
Pelanggan potensial masuk dari bagian atas yang lebar dan “mengalir” ke bawah sampai jadi pembeli setia.
Konsep ini penting lho!
Dengan memahami marketing funnel, kamu bisa merancang strategi yang tepat untuk setiap tahapan perjalanan pelanggan.
Jadi, pesan yang kamu sampaikan bisa lebih personal dan efektif.
Tahap-tahap Dalam Marketing Funnel
Ada cukup banyak definisi untuk membagi tahapan dalam marketing funnel.
Salah satu yang paling umum adalah pembagian ke empat tahap berikut ini:
Awareness (Kesadaran)
Ini adalah tahap pertama di mana orang-orang baru mengenal brand kamu.
Mungkin mereka lihat postingan kamu di Instagram, atau muncul di hasil pencarian Google.
Tujuan utama di sini adalah bikin mereka sadar kalau brand kamu ada dan bisa jadi solusi untuk masalah mereka.
Interest (Minat)
Setelah aware atau sadar tentang brand kamu, mereka mulai tertarik dan ingin tahu lebih banyak tentang produk atau jasa kamu.
Di tahap ini konten yang informatif dan menarik jadi kunci untuk menarik perhatian mereka lebih dalam.
Consideration (Pertimbangan)
Di tahap ini, calon pelanggan udah mulai serius mempertimbangkan untuk beli.
Mereka mungkin akan membandingkan kamu dengan kompetitor atau cari review dari pelanggan lain.
Konten testimoni atau review, case study, dan free trial bisa membantu untuk meyakinkan pilihan mereka.
Action (Tindakan)
Di tahap action mereka akhirnya memutuskan untuk beli.
Pastikan proses pembelian semudah mungkin.
Contohnya kurangi friction atau hambatan, kasih opsi pembayaran yang beragam, dan jangan lupa follow up setelah pembelian.
Mengukur Keberhasilan Digital Marketing Funnel
Setelah memahami tahap-tahapnya, sekarang waktunya untuk mengukur keberhasilan dari marketing funnel kita.
Masing-masing funnel mempunyai KPI atau Key Performance Index yang berbeda, begitupun metrik yang digunakan.
Berikut ini adalah beberapa contoh yang bisa Kamu gunakan:
KPI Funnel Awareness
Pada funnel awareness fokus utamanya adalah kesadaran terhadap brand, jadi KPI-nya bisa berupa:
- Impression (Jumlah tayangan)
- Reach (Jumlah jangkauan)
- Traffic (Jumlah kunjungan)
KPI Funnel Interest
Di funnel interest fokus utamanya adalah ketertarikan terhadap brand, contoh KPI-nya adalah:
- Engagement Rate (Rate Interaksi)
- Time on Site (Waktu yang dihabiskan)
- Page Views (Jumlah halaman yang dilihat)
KPI Funnel Consideration
Di sini calon customer sedang considering atau mempertimbangkan, maka fokusnya adalah untuk meyakinkan customer. KPI yang bisa digunakan seperti:
- Jumlah Leads (Prospek)
- Jumlah Pendaftar
- Jumlah Trial
KPI Funnel Action
Disini fokusnya adalah transaksi, oleh karena itu KPI-nya bisa berupa:
- Conversion Rate (Rate konversi)
- Average Order Value (Nilai rata-rata per order)
Marketing funnel dapat diterapkan ke berbagai jenis strategi dan medium.
Contohnya apakah channel tertentu digunakan untuk funnel tertentu, satu channel digunakan untuk seluruh funnel, dst.
Kalau Kamu tertarik untuk membaca artikel lainnya tentang digital marketing, jangan lupa untuk cek link https://www.malkistlab.com/blog/.
Sampai jumpa!